Jumat, 14 Maret 2008

Menanti hadirmu bintangku

Detik..
berdetak waktu tlah terlewat
Masa..
tlah pula bersama dalam maghligai
surga tergenggam bersama bulan
Bintangku..
Kunanti hadirmu..
bersama bulan tuk terangi duniaku
kusandingkan kau dengan bulanku
duhai bintangku
kuajak bulan tersenyum bersama untukmu
& harapku akanmu
teranglah hidup ini akan hadirmu bersama bulanku

Kunantikan hadirmu buah hatiku..

Rabu, 05 Maret 2008

Burungku, pautku alam

Mentari begitu terang hingga rumput terbakar. Bulan begitu redup hingga daun berembun.
Indahnya pelita dalam kelam.. Awan tetaplah awan, meski surya memancarkan sinarnya..

Kicau burung bersautan, semilir angin menyejukkan, alam pun mendendangkan nyanyian kasih, pengiring langkah sepasang merpati, yang terbang bebas merenda kasih

Malam kan terang karena bintang dan bulan, hati kan damai bila kasih di sisih..
Namun, bulan dan bintang tak slalu menyapa, kasih tak slalu di mata, haruskah malam menjemput bulan..

Ait tlah jatuh, kepiluan hati tak terperi, sunyi sendiri..
Namun.. taukah.. tetes embun akan membawa kehidupan baru, hilang sudah rasa perih, berganti tekad asa bertali, senyum tersungging..

Hidup kan terasa indah bila ada tawa ceria, namun hidup kan hampa bila tak ada tangis duka..
Karena tiap kehidupan pastikah ada kedukaan dan kebahagiaan.. silih berganti.. tak mungkin dapat berlari sendiri..

Duhai..

Malam tlah selimuti mimpi, semua tlah lelap, namun hati tak beranjak, temui sang malam
Dia slalu menanti, kekasih berlabuhnya sepi, menjemput impian sepasang merpati

Dalam tawa kumenangis, dalam tangis kuberpasrah, dalam kepasrahan kuterlelap, dalam lelap kuimpikan, dalam mimpi aku kembali, di tempatku, tempatku...

Mata dapat terpejam, pikiran dapat terlelap, raga dapat bersandar, hati.. dapat berbuat apa hati.. bila tlah terkunci, sementara mata terbuka, pikiran terjaga, raga tertopang..

Semilir angin menerpa wajah nan elok, kutatap penuh rasa, merah merona, jadikan kehangatan kebekuan hati.
Kuraih paras itu, tersipu.. sayang.. masih angan..

Di Satu Sisiku..

Di satu sisi ingin kupenuhi keinginanmu, di sisi lain ku tak mampu ujudkan mimpimu
Di satu sisi ingin kuraih harapanku, di sisi lain ku tak bisa dengan keinginanmu
Di satu sisi tlah kucoba berikan semua, dengan sluruh dayaku, tak ada artinya, aku hanyalah kerikil kusam yg terpuruk dalam sudut istanamu
Sisi batinku ingin meninggalkanmu, di sisi lain ku tak kuasa, kaulah surgaku..
meski tlah kau kutuk aku dengan sumpahmu.. meski kau rejam aku dg tangismu..
Satu sisi aku begitu kuasa, di sisi lain, aku hanya manusia kerdil yang tak berdaya

Satu-satu
Satu-satu daun jatuh, satu-satu bunga layu, satu-satu kehidupan mati, satu harapan pergi, satu-satu cahaya padam, satu-satu hilang, satu-satu musnah, satu tersisa.. sendiri..
Namun, air terus mengalir, mentari kan tetap bersinar, hilang sudah smua luka, asa bertali, menyambut masa yang beranjak, membawa secercah harapan, masa depan gemilang..

Bahagiaku


Beribu kata terucap, utaian ucap terangkai, sungguh eloknya, begitu manisnya, hingga aku terbuai, dalam hayalku.
Bahagia diri hanya sesaat hadir, seolah mimpi, hanya impian, semusim..
Tersadar diri begitu renta, di antara taburan pelita, di antara karang terjal, menjulang di lautan, buih pun hilang terhempas.
Hidup hanyalah serpihan, dari puing yg terserak, kutambahkan harapan, hilang sudah dalam hempas nafas

** Hidup begitu indah, hingga aku tak tau
apa arti hidup, kehidupan? Apa itu? **
Begitu indah, nikmatnya hidupku, hidup.. oh hidupku, begitu indahnya hidupku.. Tuhan..
begitu damainya hati, hati yang berseri, berseri slalu, berserinya aku.. Ya Robbi..
Indahnya hidupku, hingga aku tak pernah merasakan derita, tak pernah kurasa merana
Apakah tangis itu? adakah tangis? knapa menangis?
Aku tak punya, yang kukenal hanyalah tawa.. ya.. tawa..
Hidup.. benarkah ini hidup?
Aku tak tahu? aku tak kenal, bahkan duniaku, dan diriku.. siapakah di balik wajah ini..
Aku hanya.. tawa dan canda..

>> 2005 Juliku

Menunggu gerimis

Masa trus berlalu, tlah kusadari..
Sampai kapan ku menanti. Bisakah kudapati sebuah jawab, hingga aku tak berada dalam dilema.
Sangatlah sulit masa kulalui, dalam keterhimpitan hati, di antara yang kukasihi, ataukah yang kubenci.

Indahnya alam, karyamu Illahi, seindah hidupku, meski hanya aku dan Engkau Yang Maha Tahu.
Bekunya alam sebeku hati, tuk menanti, hanya menanti, yang tak pernah, pasti kuraih dan kumiliki.
Bahagia hati, senyum tersungging, meski hati tlah beku, tuk menerima serpihak yang terserak, hanya yang tersisa.

>> 2004 Juliku..

Jawabmukah..

Mata terpejam tidaklah tak tahu
Tertutup telinga tidaklah berarti tak rasa
Hati seorang siapa yang tahu

Dalam sendiri ku terpaku, menanti dalam ketakpastian
menunggu seuah jawab. Hingga kini aku tetap menunggu
Sebuah jawaban yang tak kuharap dengar.
Kuingin semua berlalu bagai angin yg menerpa wajah ini

Memandang bukanlah pasti aku cinta, mendengar tak pula aku mesti curiga
Berpikir bukanlah dosa, mengasihi tak disangka tuk cinta
Berucap tak mesti meminta, meminta tak kan selalu penuh pengharapan,
berharap tak pula mendamba, mendamba ku bukan maksud aku mencinta
>> 2003 Juliku

Belajar menjaga diri

Aku belajar..
Butuh waktu bertahun-tahun tuk membangun sebuah kepercayaan
Namun.. butuh waktu sekejap utk menghancurkan kepercayaan yg telah terbina dg susah payah selama bertahun-tahun  => Belajar.. trims buat pesennya kawan..

Kenalilah Tuhanmu dengan pikir & ilmumu, raihlah Tuhanmu dengan hati & akhlakmu,
harapkan Tuhanmu dengan senyum & doamu, temuilah Tuhanmu dengan ibadahmu, pandanglah Tuhanmu dengan rasamu, cintailah Tuhanmu dengan lakumu, milikilah Tuhanmu dengan kalbumu, bersamalah Tuhanmu dalam tiap nafas & langkahmu…