Senin, 13 Februari 2012

dua pelita

dua satu keempat di tahun keduaku
semenjak terlahir kehidupanku
yang kesekian
lintang

tlah begitu terang dunia
temaram sudah berbagai liku
kureguk embun bermandikan mutiara biru
hilanglah sudah ragu atasmu
yang sekian lama ternanti
sinaran surya pancarmu
kini..
tlah tumbuh secercah asa
kutambatkan harapku

dua empat kesebelas di tahun dua sepuluh
pijarmu melaju dalam tetes embun kalbu
syihab

sejuk.. duhai buah hatiku
bersama bintangmu jua
bersamalah bawa ku
lepas penat yang tak terperi
gapai surga yang telah menanti

Jumat, 14 Maret 2008

Menanti hadirmu bintangku

Detik..
berdetak waktu tlah terlewat
Masa..
tlah pula bersama dalam maghligai
surga tergenggam bersama bulan
Bintangku..
Kunanti hadirmu..
bersama bulan tuk terangi duniaku
kusandingkan kau dengan bulanku
duhai bintangku
kuajak bulan tersenyum bersama untukmu
& harapku akanmu
teranglah hidup ini akan hadirmu bersama bulanku

Kunantikan hadirmu buah hatiku..

Rabu, 05 Maret 2008

Burungku, pautku alam

Mentari begitu terang hingga rumput terbakar. Bulan begitu redup hingga daun berembun.
Indahnya pelita dalam kelam.. Awan tetaplah awan, meski surya memancarkan sinarnya..

Kicau burung bersautan, semilir angin menyejukkan, alam pun mendendangkan nyanyian kasih, pengiring langkah sepasang merpati, yang terbang bebas merenda kasih

Malam kan terang karena bintang dan bulan, hati kan damai bila kasih di sisih..
Namun, bulan dan bintang tak slalu menyapa, kasih tak slalu di mata, haruskah malam menjemput bulan..

Ait tlah jatuh, kepiluan hati tak terperi, sunyi sendiri..
Namun.. taukah.. tetes embun akan membawa kehidupan baru, hilang sudah rasa perih, berganti tekad asa bertali, senyum tersungging..

Hidup kan terasa indah bila ada tawa ceria, namun hidup kan hampa bila tak ada tangis duka..
Karena tiap kehidupan pastikah ada kedukaan dan kebahagiaan.. silih berganti.. tak mungkin dapat berlari sendiri..

Duhai..

Malam tlah selimuti mimpi, semua tlah lelap, namun hati tak beranjak, temui sang malam
Dia slalu menanti, kekasih berlabuhnya sepi, menjemput impian sepasang merpati

Dalam tawa kumenangis, dalam tangis kuberpasrah, dalam kepasrahan kuterlelap, dalam lelap kuimpikan, dalam mimpi aku kembali, di tempatku, tempatku...

Mata dapat terpejam, pikiran dapat terlelap, raga dapat bersandar, hati.. dapat berbuat apa hati.. bila tlah terkunci, sementara mata terbuka, pikiran terjaga, raga tertopang..

Semilir angin menerpa wajah nan elok, kutatap penuh rasa, merah merona, jadikan kehangatan kebekuan hati.
Kuraih paras itu, tersipu.. sayang.. masih angan..

Di Satu Sisiku..

Di satu sisi ingin kupenuhi keinginanmu, di sisi lain ku tak mampu ujudkan mimpimu
Di satu sisi ingin kuraih harapanku, di sisi lain ku tak bisa dengan keinginanmu
Di satu sisi tlah kucoba berikan semua, dengan sluruh dayaku, tak ada artinya, aku hanyalah kerikil kusam yg terpuruk dalam sudut istanamu
Sisi batinku ingin meninggalkanmu, di sisi lain ku tak kuasa, kaulah surgaku..
meski tlah kau kutuk aku dengan sumpahmu.. meski kau rejam aku dg tangismu..
Satu sisi aku begitu kuasa, di sisi lain, aku hanya manusia kerdil yang tak berdaya

Satu-satu
Satu-satu daun jatuh, satu-satu bunga layu, satu-satu kehidupan mati, satu harapan pergi, satu-satu cahaya padam, satu-satu hilang, satu-satu musnah, satu tersisa.. sendiri..
Namun, air terus mengalir, mentari kan tetap bersinar, hilang sudah smua luka, asa bertali, menyambut masa yang beranjak, membawa secercah harapan, masa depan gemilang..